BAGAIMANA MELAKUKAN TARJIH YANG BENAR ??

Setelah kita memahami, apa yang disebut dengan tarjih, masalah berikutnya adalah, bagaimana cara kita melakukan tarjih. Dalam melakukan tarjih, ada faktor-faktor penting yang harus kita perhatikan, yaitu:

.

  1. Bagi muqallid yang tidak mampu menilai dalil, maka murajjih (siapa pentarjih-nya) yang harus menjadi pertimbangan. Dengan kata lain, yang menjadi dipertimbangkan adalah sosok mujtahid-nya. Ada dua kriteria untuk mentarjih mujtahid yang satu atas mujtahid lainnya adalah:
  1. Ilmu, yaitu siapa mujtahid yang dinilai lebih paham atau lebih berilmu.
  2. ‘Adalah atau keadilan, yaitu mujtahid yang diikuti wajib mempunyai sifat ‘adalah. Kriteria ‘adalah ialah tidak melakukan dosa-dosa besar (kaba`ir), tidak terus menerus melakukan dosa kecil (shagha`ir) dan tidak melakukan perbuatan yang merusak kepatutan (muru`ah).

.

  1. Bagi mujtahid ataupun muqallid yang mampu menilai dalil, maka murajjih (faktor pentarjih) yang harus dipertimbangkan adalah dalil-nya, bukan sosok mujtahid-nya. Cara mentarjih dalil tentu saja kita harus menguasai ilmu Ushul Fiqih.

.

Dalam ilmu ushul fiqih, metode untuk melakukan tarjih terhadap dalil yang nampaknya bertentangan, ada beberapa urutan langkah yang dapat dilakukan. Langkah-langkah dalam melakukan tarjih terhadap dalil adalah sebagai berikut:

.

  1. Jika masih mungkin di-jama’ (dikompromikan), maka harus di-jama’ terlebih dahulu.
  2. Jika di-jama’ tidak mungkin, maka langkah yang harus dilakukan adalah mencari mana dalil yang turun terdahulu dan mana dalil yang turun kemudian, selanjutnya dilakukan nasakh (dalil yang turun kemudian, menghapus dalil yang turunnya lebih awal) atau yang dikenal dengan istilah nasikh mansukh.
  3. Jika tidak diketahui mana dalil yang terdahulu dan yang kemudian, barulah melakukan tarjih, yaitu mengamalkan dalil yang derajatnya dianggap lebih kuat dan tidak mengamalkan dalil yang derajatnya dianggap lebih lemah.

.

Makin bingung ?? maka serahkan pada ahlinya, dan kita mengikuti mana yang paling mendekati Al quran dan As sunnah. Tapi jangan mengambil hadist yang cocok dan pas untuk kebutuhan kita saja. Cari yang paling dekat dengan Al quran dan As sunnah. Selamat belajar.

.

Ingin faham lebih lengkap Tentang Membangun Bisnis Syariah ??, Silahkan Pre Order buku Membangun Bisnis Syariah…

👇👇👇

https://dwicondrotriono.com/buku/membangun-bisnis-syariah/