Mengapa Harus Bisnis Syariah??
“Sungguh akan datang kepada manusia itu suatu masa, tidak tersisa seorangpun dari mereka kecuali memakan riba. Dan barang siapa yang tidak memakannya, pasti terkena debunya” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah).
“Apabila perbuatan zina dan riba telah merajalela di suatu negeri, berarti penduduknya telah mengizinkan turunnya adzab dari Allah atas diri mereka” (HR. Al-Hakim)
Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila.
BAGAIMANA PENJELASAN RASUL?
“Pada waktu aku dimi’rajkan ke langit, aku memandang ke langit dunia, ternyata di sana terdapat banyak orang yang memiliki perut seperti rumah-rumah yang besar dan telah doyong perut-perut mereka. Mereka dilemparkan dan disusun secara bertumpuk di atas jalur yang dilewati oleh para pengikut Fir’aun. Mereka diberdirikan di dekat api neraka setiap pagi dan sore hari. Mereka berkata: “Wahai Rabb kami, janganlah pernah terjadi hari kiamat”. Aku tanyakan, “Hai Jibril, siapa mereka?” Jawabnya, “Mereka adalah para pemakan riba dari kalangan umatmu yang tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kerasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila”.
“Satu dirham yang didapatkan seseorang melalui riba lebih besar tingkat dosanya di sisi Allah daripada tiga puluh enam kali perbuatan zina yang dilakukan seseorang. Sedang riba yang paling parah adalah yang berasal dari harta seorang muslim”
“Satu dirham dari hasil riba yang dimakan oleh seseorang yang mengetahuinya, itu lebih berat ketimbang tiga puluh enam kali perzinaan”.
“Siapa yang memakan satu dirham dari hasil riba, dirinya sama dengan tiga puluh tiga kali berbuat zina. Dan siapa yang dagingnya tumbuh dari harta yang haram, maka neraka lebih pantas untuknya”.
“Di dalam riba itu ada sembilan puluh sembilan pintu dosa. Yang paling ringan darinya adalah seperti seorang anak laki-laki yang menzinahi ibu kandungnya sendiri”.
MENGAPA HAL ITU DAPAT TERJADI?
Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka Berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba,
Apakah Riba Itu?
- Makna riba secara bahasa adalah az-ziyadah atau tambahan.
- Secara syar’i, makna riba adalah setiap tambahan atau keuntungan yang diambil terhadap suatu pinjaman sebagai imbalan karena masa menunggu.
- Riba jenis ini dalam kitab fiqh biasa disebut dengan istilah riba nasi’ah.
Rosullullah SAW bersabda :
- “Setiap pinjam-meminjam yang yang menghasilkan manfa’at adalah riba”.
- “Jika seseorang meminjamkan uang kepada orang lain, janganlah ia menerima hadiah (darinya)” (HR. Bukhari).
- “Manfaat yang ditarik dari peminjaman adalah salah satu cabang dari riba” (HR. Baihaqi).
Abu Burdah bin Abi Musa, “Aku datang ke Madinah dan bertemu dengan Abdullah bin Salam, ia berkata, “Kamu hidup di dalam sebuah negeri dimana riba tersebar luas. Karena itu, jika salah seorang berhutang kepadamu dan ia memberikan sekeranjang rumput atau gandum atau jerami, janganlah kamu terima, karena itu adalah riba” (HR. Bukhari).
Kesimpulannya?
Tulisan diatas, baru seperempat dari Chapter pertama.
Selengkapnya ada di email Anda.
Cek inbox email Anda sekarang ya! 😉
—
Bila sebelumnya, anda ngisi form dengan email asal-asalan, OK saya maafkan.
Sekarang silahkan isi dengan Email anda yang BENAR! Isi ulang disini.
Copyright © 2021 Dwicondrotriono.com